gugup

aku mulai bingung dengan diriku sendiri
berbagai macam kujelajahi demi mencari siapa diri ini
terjatuh sektima menghilang pelipur lara
lari-larian mencari bukit untuk ditinggali
dentum jarum seakan sunyi
terteka kebisuan dalam hati
semua mata memandang ku pencundang
mata-mata itu sungguh menggegar jantung ini

siapa ini
siapa tubuh ini
aku mulai tak sadar jika aku bertubuh ini
keraguan mulai menyelimuti batin ini
tentang hidup, tentang diri tentang semua ini
jam terus berputar dengan detik berdetik
namun larian ku seakan berhenti pada detik ini
tak ada satupun langkah yang berani ku hampiri

semua ada didasar
badan ku, kaki tangan dan kepala
meraut muka melihat julangan bukit-bukit didepan mata
terlihat gunung itu ada dikejauhan dibalik bukit terselimut embun
hijau meria burung camar-camar disekelilingku

sekian kawan ku ada diatas bukit-bukit itu
bahkan dibelakangku mulai merajut melewati ku
dan aku masi terhenti
hanya mata dan pikiran yang memandang jauh meraka dari dasar perbukitan ini

aku terlalu takut menuruni lembah
terlihat dalam batinku membayangkan aku tergelincir disana
membuat kaki dan tangan ku ragu untuk bergerak

batinku menangias melihat diriku
seakan tubuhku bukan milikku
bergerakpun tak mau
pikiran-pikiran mengurung semua anguanku

bersandar dekat mata air
menhisap air dan hanya mengihisap
lagi-dan lagi tubuh ini tetap kaku

bayang-bayang ini penuh keraguan atas tubuhku
siapa sejati tubuh ini
akupun serasa tak mampu lagi mengemudikan daging bertulang ini

aku hanya bisa berharap
ada orang yang mendorong dan menyerektu
mirip mobil yang mogok yang harus didorong

kosong, hanya bisa berjalan karena didorong
mesin ini serasa mati
hanya pengemudinya yang masih hidup
bermelasan mengharap bantuan



Komentar