Filsafat berisikan penolakan pada sesuatu yang pasti dalam
berbagai lingkup teoritik atau prosedur dasariah yang bukan merupakan bagian
konsepsi teoritik itu sendiri. Filsafat juga menghadirkan problem-problem
abadi, yang menuntut pemecahan secara terus menerus dan tidak pernah mengenal
titik henti. Aktifitas filsafat melibatkan akal pikir manusia secara utuh,
konsisten dan bertanggung jawab. Asas-asas filsafat adalah suatu kajian yang
mengetengahkan prinsip-prinsip pokok bidang filsafat, adapun bidang filsafat
yang utama seperti: Metafisika, epistemology,dan aksiologi.
1.
Metafisika
Metafisika adalah cabang filsafat yang
membahas persoalan tentang keberadaan dan eksistensi. Dalam metafisika orang
berrupaya menemukan bahwa keberadaan itu merupakan suatu yang “kodrati”,yakni
karakteristik umum, sehingga metafisika menjadi penyelidikan kea rah kodrat
eksistensi. Istilah metafisika berasal dari kata Yunani meta ta phusika yang
dapat diartikan sesuatu yang ada dibalik atau di belakang benda-benda fisik,
sesuatu yang ada di belakang gejala-gejala fisik seperti bergerak, berubah,
hidup, mati. Metafisika dapat didefinisikan sebagai studi atau pemikiran
tentang sifat terdalam dari kenyataan atau keberadaan.
Cristian Wolff mengklasifikasikan
metafisika sebagai berikut:
(1) Metafisika
Umum ( Ontologi ), membicarakan hal “ada”.
(2) Metafisika
Khusus
(a) Psikologi;
membicarakan tentang hakikat manusia.
(b) Kosmologi;
membicarakan tentang hakikat atau asal-usal alam semesta.
(c) Theologi;
membicarakan tentang hakikat keberadaan Tuhan.
Beberapa peran metafisika dalam
ilmu pengetahuan yaitu;
Pertama, metafisika
mengajarkan cara berpikir yang cermat dan tidak kenal lelah dalam pengembangan
ilmu pengetahuan. Sebab seorang metafisikus selalu mengembangkan pikirannya
untuk menjawab persoalan-persoalan yang bersifat teka-teki.
Kedua, metafisika menuntut
orismalitas berpikir yang sangat diperlukan bagi ilmu pengetahuan, artinya
seorang metafisikus senantiasa berupaya menemukan hal-hal baru yang belum
pernah diungkapkan sebelumnya.
Ketiga, metafisika
memberikan bahan pertimbangan yang matang bagi pengembangan ilmu pengetahuan,
terutama pada wilayah praanggapan-praanggapan, sehingga persoalan yang diajukan
memiliki landasan berpijak yang kuat.
Keempat, metafisika
membuka peluang bagi terjadinya perbadaan visi di dalam melihat realitas,
karena tidak ada kebenaran yang benar-benar absolute.
Epistemology
Epistemologi berasal dari bahasa yunani,
yakni episteme artinya pengetahuan, dan logos artinya teori. Dengan begitu
epistemology iala teori pengetahuan. Objek material epistemoli adalah
pengetahuan sedangkan objek formalnya adalah hakikat pengetahuan.
Persoalan-persoalan penting yang dikaji
dalam epistemology berkisar pada masalah: asal-usul pengetahuan, peran
pengalaman dan akal dalam pengetahuan, hubungan antara pengetahuan dan
kebenaran, kemungkinan skeptisisme universal, dan bentuk-bentuk perubahan
pengetahuan yang berasal dari koseptualisasi baru mengenai dunia.
Epistemologi juga terkait dengan
jenis-jenis pengetahuan. Paling tidak ada dua jenis pengetahuan yakni
pengetahuan ilmiah dan pengetahuan nir-ilmiah. Pengetahuan ilmiah memiki ciri
pengenalan sebagai berikut:
(1) Berlaku
umum,
(2) Memiliki
kedudukan mandiri
(3) Mempunyai
dasar pembenaran, artinya cara kerja ilmiah diarahkan untuk memperoleh derajat
kepastian yang sebesar mungkin.
(4) Sistematis,
maksudnya ada system dalam susunan pengetahuan dan dalam cara memperolehnya
(5) Intersubjektif
artinya kepastian pengetahuan ilmiah tidak didasarkan atas intuisi-intuisi
serta pemahaman secara subjektif, melainkan dijamin oleh sistemnya sendiri.
Pengetahuan dipandang dari jenis
pengetahuan yang dibangun dapat dibedakan sebagai berikut:
(1) Pengetahuan
biasa, yaitu pengetahuan yang bersifat subjektif, artinya sangat terikat pada
subjek yang mengenal. Dengan demikian pengetahuan jenis ini memiliki sifat
selalu benar, sejauh tidak ada penyimpangan dalam memperoleh pengetahauan.
(2) Pengetahuan
ilmiah, yaitu pengetahuan yang menerapkan pendekatan metodologis dalam
memperoleh pengetahuan, dalam artian metodologi yang mendapatkan kesepakatan
dari para ahli sejenis. Kebenaran yang terkandung bersifat subjektif dan
senantiasa mendapatkan revisi dan diperkaya oleh penemuan yang paling mutakhir.
(3) Pengetahuan
filsafati, yaitu jenis pengetahuan yang pendekatannya melaui metodologi
pemikiran filsafati. Sifat pengetahuan ini mendasar dan menyeluruh dengan model
pemikiran yang analitis, kritis, dan spekulatif. Sifat kebenarannya adalah
absolute-intersubjektif, yakni merupakan pandangan dan pembenaran yang melekat
dari pada seorang filsuf.
(4) Pengetahuan
Agama, yakni pengetahuan yang didasarkan pada keyakinan dan ajaran agama
tertentu. Pengetahuan ini bersifat dogmatis, artinya pernyataan dalam agama
selalu didasarkan pada keyakinan, sehingga pernyataan-pernyataan dalam agama
memiliki kebenaran yang sesuai dengan keyakinan dalam memahami itu.
Pengetahuan dipandang atas dasar criteria
karakteristiknya sebagai berikut:
(1) Pengetahuan indrawi, pengetahuan yang
didasarkan atas sense atau pengalaman manusia.
(2) Pengetahuan
akal budi, yaitu pengetahuan yang didasarkan atas kekuatan rasio.
(3) Pengetahuan
intuitif, artinya pengetahuan yang memuat pemahaman secara cepat.
(4) Pengetahuan
kepercayaan tau pengetahuan otoritatif, yaitu jenis pengetahuan yang dibangun
atas kredibilitas seseorang tokoh atau sekelompok yang dianggap ahli dalm
bidangnya.
3. Aksiologi
Aksiologi membahas masalah nilai. Istilah axiology
berasal dari kata axios artinya nilai atau sesuatu yang berharga dan
logos artinya akal atau teori. Axiology artinya teori nilai.
Problem utama aksiologi ujar Runes berkaitan
dengan empat faktor penting sebagai berikut:
Pertama, kodrat nilai berupa problem
menai: apakah nilai itu berasal dari keinginan, kesenangan, kepentingan, preferensi,
keinginan rasio murni, pemahaman mengenai kualitas tersier, pengalaman sinoptik
kesatuan kepribadian, berbagai pengalaman yang mendorong semangat hidup, relasi
benda-benda sebagai sarana untuk mencapai tujuan atau konsekuensi yang
sungguh-sungguh dapat dijangkau.
Kedua, jenis-jenis nilai menyangkut
perbedaan pandangan antara nilai intrinsic, ukuran untuk kebijaksanaan nilai
itu sendiri, nilai-nilai instrumental yang menjadi penyebab mengenai
nilai-nilai intrinsic.
Ketiga, Kriteria nilai artinya
ukuran untuk menguji nilai yang dipengaruhi oleh teori psikologi dan logika.
Kempat, status metafisik nilai
mempersoalkan tentang bagaimana hubungan antara nilai terhadap fakta-fakta yang
diselidiki melalui ilmu-ilmu kealaman, kenyataan terhadap keharusan pengalaman
manusia tentang nilai pada kebebasan manusia.
Komentar