Prinsi-prinsip berfilsafat

Masuknya pak naim dalam ruangan membuat kelas menjadi sunyi. Pasalnya pak naim meminta, harus ada mahasiswa yang maju kemuka kelas untuk menerangkan hasil resuman tentang filsafat Ilmu. Alhasil pak Naim memberikan opsi bahwa yang maju kedepan dipilih secara otoriter oleh bliau sendiri. karena tidak ada yang bersuara, akhirnya ditunjuklah M Aziz Khoiruddin untuk menyampaikan hasil resumannya.

Aziz menyampaikan dengan gamblang. Namun presentasi aziz masih kurang, akhirnya pak naim mengaharapkan ada yang maju lagi. Fauzi bersiap diri untuk maju setelah aziz, hampir sama dengan aziz, namun sayang hasil penyampaiannya agak sulit dipahami. mungkin karena penyampaiannya yang sedikit tegang atau apa juga tidak tau. Tak cukup begitu, pak naim meminta dua lagi untuk kedepan dengan membawakan materi yang sama. Akan tetapi ganti cewek yang kedepan, Meyvi dan Riza bergantian menggantikan Fauzi dan Aziz.

Sebelum ke prinsip-prinsip berfilsafat, saya mendapat petuah dari pak naim. tentang pentingnya sebuah kesempatan. Penulis The Power of Writing itu mengatakan "kesempatan mahal harganya". Iya siih, Memang kesempatan datang dan pergi begitu saja dengan mudah. Terkadang ada yang orang yang mahir dalam suatu bidang, karena belum ada kesempatan yang membuat eksistensinya naik terhadap bidang yang menjadi keahliannya. Sehingga orang-orang yang ahli dalam bidang tertentu sulit untuk di jumpai atau bisa dikatakan tersembunyi.

Sebelain menyatakan tentang kesempatan, banyak motivasi dari pak naim, apabila dibahas menjadi tulisan yang panjang. Pak Naim selalu memberikan motivasi kepada kami disetiap perkuliahan bersamanya. Sehingga banyak temen-temen egak bosen dan mudah memahami ilmu yang sulin.

Langsaung saja, kita bahas tentang prinsip-prinsip berfilsafat. Bukan seorang filosuf atau bukan seorang yang paham filsafat apabila tidak memiliki nilai prilaku yang tercerminkan dalam prinsip-prinsip berfilsafat. Pada dasarnya prinsip filosof ialah perilaku yang wajib dimiliki oleh filosof maupun sebagai cerminan perilaku filosof atau orang yang paham filsafat.

Prinsip-prinsip filsafat yang pertama ialah tidak congkak maha tahu sendiri atau tidak egois dengan pendapat dan pemikirannya sendiri. Jadi orang yang mengerti filsafat semestinya menghilangkan keangkuhannya terhadap pendapat orang lain. Menerima pendapat orang, tentang kebenaran yang dibawanya, karena pada dasarnya sebuah kebenaran  bersifat relatif, orang lain berhak menyampaikan apa yang ada dipikirannya. Jangan sampai seorang yang memahami filsafat berperilaku egois dan tidak mau menerima pendapat orang lain. Bisa jadi pendapat orang lain itu benar dan belum tentu pendapat kita benar. Sebuah diskusi apabila ada orang yang egois pasti diskusinya berubah dengan perdebatan yang tiada akhir, dan pada ujungnya tidak mendapat apa-apa.

Kedua memiliki sikap mental untuk mempertahankan kebenaran. Sikap inilah yang sering kali tergoyahkan, entah karena terancam nyawanya atau masalah apa gitu, Sehingga dia terpaksa harus menutupi kebenaran yang ada. Filsafat yang mengandung makna cinta terhadap kebijaksanaan, semestinya dan seharusnya seorang yang memahami filsafat memiliki kesetian terhadap kebenaran yang ada. Sehingga kebenaran tetaplah terjunjung tinggi dan tetaplah suci demi terciptanya sebuah kebijaksanaan.

Ketiga, memahami dengan sungguh-sungguh persoalan filsafati kemudian berusaha untuk menemukan jawabannya. Usaha inilah yang membuat kita selalu berfikir dengan serius, sehingga kita tidak terlalu cepat-cepat memutuskan sesuatu, melainkan dengan didalamilah sesuatu tersebut. Sehingga kesejatian kebenaran akan terlihat, selain itu juga timbul banyak pandangan dalam menilai sebuah realitas.





Terakhir ialah sikap keterbukaan diri. Balikannya poin pertama yaitu tidak egois dan mau menerima kebenaran yang dibawa orang lain. Keterbukaan diri juga membuat kita mudah diterima didalam masyarakat sehingga kita dekat dengan lingkungan sekitar. Sikap ini juga memberikan kita pandangan yang luas terhadap realitas dan kita mengerti bahwa pandangan-pangan yang ada sejatinya tidak sempit, Apabila di analogikan daging kambing tidak hanya dimasak menjadi sate, akantetapi daging kambing juga bisa dijadikan sup maupun gule.

Komentar